Jumat, 20 Desember 2013

Selalu Ada Cerita Indah di Balik P(indah)

''Bicara tentang cinta tak jauh dari bicara tentang patah hati. Bisakah kita pindah jika cinta tak layak ditempati?''.

Disini saya pengen nulis beberapa paragraf tentang kepindahan saya dari hati yang satu ke hati yang layak untuk di huni.

Menjalin sebuah hubungan enam tahun lamanya bagi seorang seperti saya yang tak mudah untuk jatuh hati pada seseorang adalah sebuah prestasi, karena saya bisa meyakinkan diri saya untuk menerima keberadaan orang lain dalam hidup saya, menerima diri saya untuk dicintai oleh orang lain, dan menerima dia untuk saya cintai. Mempercayakan hati untuk dia.

Tapi apa yang terjadi?

See..

Mungkin kita nggak jodoh. Itulah kata yang tepat. Berdiri bersama di atas segala pertentangan. Yup, cinta tak direstui itu sungguh sangat menyakitkan. Well, bayangkan saat kita lagi sayang-sayangnya kita harus memutuskan hubungan dengan orang yang sangat kita hargai keberadaannya.

Itulah yang harus saya lakukan. Berjuang dua tahun seorang diri melawan gerusnya arus masa lalu. Menutup hati untuk orang lain.
Bagi saya jatuh cinta kembali, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Saya adalah tipe perempuan yang sulit jatuh cinta.

Jatuh cinta lagi menurut saya seperti layaknya pindah. Banyak yang harus dipersiapkan, mengemas barang-barang untuk dibawa dan yang harus ditinggal, dan tentunya mempersiapkan tempat baru yang lebih nyaman.

Jatuh cinta lagi layaknya pindah rumah. Akan ada kenangan yang tercecer mengiringi langkah kita. Namun saya tidak ingin menjadikan tempat yang baru sebagai pelarian tapi pelabuhan.

Sekarang.......saya sudah menemukan hati yang baru setelah dua tahun bebenah menyambut tempat yang baru (hatimu).

Pindah itu....harus lebih baik bagi dirimu bukan mencitrakan diri baik-baik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar