Selasa, 27 Januari 2015

Uangmu Tidak Dapat Memesan Sebuah Takdir!

Apa yang lebih berharga dari uang, emas, dan jabatan? Pahala. Pahala dari setiap kebaikan dan pekerjaan yang kita kerjakan.
Tidak memungkiri memang, dengan uang (mungkin) bisa membeli barang-barang bagus yang diinginkan. Dengan uang segala kebutuhan terpenuhi. Tapi adakah yang lebih kita butuhkan dari uang? Ada, Nikmat-Nya.
Saya pernah berpikir, seandainya punya uang banyak, punya pekerjaan yang gajinya tinggi, punya usaha yang omset per bulannya meningkat, hidup pasti sangat menyenangkan. Pikiran-pikiran seperti itu pernah terlintas dalam benak saya. Tapi seiring waktu, pengalaman-pengalaman yang sudah saya lalui, pelajaran dari lingkungan sekitar sedikit mengubah cara pandang saya. Okelah, kita punya uang, punya gaji gede, punya jabatan penting di pekerjaan misalnya, apakah semua itu bisa membeli orang-orang baik? Apakah itu bisa membeli kasih sayang? Apakah dengan harta, kita bisa memesan takdir? Sayangnya, tidak bisa. Karena setiap kebahagiaan lahirnya dari kedalaman hati yang bersyukur.

Sebanyak apapun kita memiliki harta, sebagus apapun jabatan kita akan kalah dengan setitik pahala baik dihadapan-Nya.

Ah dunia.. sesungguhnya saya tidak pernah tahu apa-apa tentangmu, semuanya misteri dan penuh kejutan. Yang dikejar justru hilang, sedangkan yang diabaikan justru mengejar balik.

Dan dunia....adalah tipuan yang melenakan. Membuat terpana sekaligus menjerat dalam jurang rasa hampa dalam waktu yang bersamaan.

Dulu.. dulu sekali.. tak pernah terbayangkan saya akan berpikir seperti ini. Entah bagaimana ceritanya pola pikir masa kelam itu hilang. Seakan terhempas oleh satu kejadian besar yang meluluh lantahkan segalanya hingga menjadi puing tak berbekas. Mengejar segala yang relatif akan membuat siapapun lelah karena rasa tak puas. Itulah hampa.

Dulu.. jauh sebelum hari ini.. tak pernah terbayangkan, bisa mendekap erat sebuah keyakinan, bahwa ada Tuhan.. di dalam setiap langkah perjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar