Jumat, 23 Januari 2015

Episode Kehidupanmu Adalah Proses Pendewasaanmu

Sebenernya tulisan ini sudah terdampar di draf sejak beberapa hari yang lalu. Karena penyakit '3M' alias Males, Males, dan Males untuk memposting tulisan ini jadilah barang yang mengendap. Tapi saat ini dengan segenap daya dan upaya saya coba kerahkan semua energi untuk menyelesaikan tulisan ini :)
Based on my experiences.

Tamparan untuk yang pernah atau sedang merasa pernah mengalami hal seperti ini.

Empat tahun yang lalu sekitar tahun 2011 saya pernah mengalami fase kehidupan yang baik-baik saja tapi flat alias datar-datar aja. Merasa jenuh dengan rutinitas sebagai mahasiswi yang gitu-gitu aja.
Sampai di suatu siang yang sangat panas, saya dan beberapa temen seperjuangan duduk di tangga kelas sambil menunggu dosen datang [ ini kurang kerjaan banget ya nunggu dosen di tangga :) ]
Saya masih ingat persis, kala itu saya bertutur, “Ya Allah.. hidup kok rasanya datar banget gini ya Allah. Pengen deh rasanya, agak ‘berwarna’ gitu.”
Sebetulnya itu bukan doa, hanya sekedar ucapan keluhan iseng saja.

Tapi.......taraaaaaaa!! Allah kabulkan.
Betul, akhirnya hidup saya jadi benar-benar berwarna. Sangat berwarna, karena beberapa hari setelahnya saya mengalami kecelakaan, motor temen saya waktu itu entah kenapa jadi tidak bersahabat sama seperti cuaca kala itu, hujan mengguyur kota Pamekasan sangat deras. Sempat neduh beberapa kali, dan akhirnya terjadilah kecelakaan tunggal yang mengakibatkan patah tulang atau fraktur femur.

Semudah membalikkan telapak tangan. Semuanya terjadi begitu saja, Tapi saya meyakini, itu hanyalah jalan untuk terjadinya suatu episode baru dalam kehidupan saya. Seandainya pun tidak melalui hal tersebut, episode jatuh itu akan tetap ada, melalui cara-Nya yang lain. Inilah episode kehidupan yang membawa pembelajaran berarti untuk saya, dimana saya merasa semakin dekat dengan Tuhan. Bahwa kejadian buruk itu cuma kemasannya saja yang tampak buruk. Padahal bisa jadi itu merupakan karunia Allah yang belum kita sadari maksud baiknya. Dengan kejadian itu saya lebih banyak waktu bersama keluarga, lebih deket lagi. Dan dengan kejadian itu saya menjadi tau siapa-siapa yang tetap merangkul saya ketika susah dan siapa-siapa yang meninggalkan saya ketika sedang terpuruk.
Yah...itulah kehidupan.

Sebuah kewajaran bahwa dalam alur hidup yang tak lurus ini, kita akan menemukan fase-fase puncak dalam kondisi tertentu. Termasuk di dalamnya ada puncak kejenuhan, puncak kesedihan, puncak kegelisahan, puncak amarah, puncak kekesalan, dan lain-lain. Kita adalah manusia yang tercipta dengan segala kekayaan rasa.

Alhamdulillah semuanya lebih baik, apapun yang saya rasakan, jalani, lakukan, dan yang saya miliki benar-benar harus disyukuri. Terserah orang mau bilang gimana-gimana yang penting saya nggak merugikan orang lain :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar