#30HariMenulisSuratCinta Hari ke-12
Ketika aku menulis ini aku sedang melihatmu dari balik kamar.
Rintik rinaimu yang jatuh bebas ke permukaan tanah adalah hal yang sering kuperhatikan. Begitu menakjubkan.
Dulu...duluuuuu sekali waktu masih belum mengenal pelajaran Geografi dan proses terjadinya kamu, aku sempat berpikir dari mana asalmu? Kenapa bisa jatuh? apa tidak ada yang menahanmu diatas sana? Atau kau sengaja terjun bebas? Itu pikiran anak kecil berumur 5 tahun. Iya, anak kecil itu aku.
Tapi setelah mengenal bangku sekolah, aku mulai mengetahui bagaimana proses rintik-rintik kecil yang kemudian menjadi besar bahkan sangat deras sampai permukaan tanah.
Kehadiranmu selalu ditunggu-tunggu ketika kemarau datang.
Sekaligus dicerca jika kamu turun terus-menerus, yang semula menjadi berkah lalu menjadi musibah.
Terkadang ada yang menggerutu ketika kamu datang karena dengan begitu urusan mereka jadi terhambat.
Ada juga yang bersedih akan kehadiranmu karena seketika itu mereka akan teringat masa lalunya.
Ada yang mengatakan bahwa ''Hujan adalah kunci untuk membuka pintu-pintu kenangan''.
Bagaimana perasaanmu yang awalnya ditunggu-tunggu kedatangannya lalu dicerca?
Hujan...
Maafkan kami, para manusia yang tak tahu terima kasih ini, bukan salahmu jika pada akhirnya kau menjadi musibah disebagian tempat, itu semua sebab ulah manusia yang mengambil tempatmu. Ya...banyak sekali tempat-tempat yang diberi balok-balok keras sehingga kau sulit menembusnya, banyak sekali pohon-pohon ditebang dan gedung-gedung pencakar langit berdiri kokoh menjulang tinggi sehingga kamu tak lagi memiliki tempat mengendap.
Maafkan kami, para penghuni bumi.
Ketika aku menulis ini aku sedang melihatmu dari balik kamar.
Rintik rinaimu yang jatuh bebas ke permukaan tanah adalah hal yang sering kuperhatikan. Begitu menakjubkan.
Dulu...duluuuuu sekali waktu masih belum mengenal pelajaran Geografi dan proses terjadinya kamu, aku sempat berpikir dari mana asalmu? Kenapa bisa jatuh? apa tidak ada yang menahanmu diatas sana? Atau kau sengaja terjun bebas? Itu pikiran anak kecil berumur 5 tahun. Iya, anak kecil itu aku.
Tapi setelah mengenal bangku sekolah, aku mulai mengetahui bagaimana proses rintik-rintik kecil yang kemudian menjadi besar bahkan sangat deras sampai permukaan tanah.
Kehadiranmu selalu ditunggu-tunggu ketika kemarau datang.
Sekaligus dicerca jika kamu turun terus-menerus, yang semula menjadi berkah lalu menjadi musibah.
Terkadang ada yang menggerutu ketika kamu datang karena dengan begitu urusan mereka jadi terhambat.
Ada juga yang bersedih akan kehadiranmu karena seketika itu mereka akan teringat masa lalunya.
Ada yang mengatakan bahwa ''Hujan adalah kunci untuk membuka pintu-pintu kenangan''.
Bagaimana perasaanmu yang awalnya ditunggu-tunggu kedatangannya lalu dicerca?
Hujan...
Maafkan kami, para manusia yang tak tahu terima kasih ini, bukan salahmu jika pada akhirnya kau menjadi musibah disebagian tempat, itu semua sebab ulah manusia yang mengambil tempatmu. Ya...banyak sekali tempat-tempat yang diberi balok-balok keras sehingga kau sulit menembusnya, banyak sekali pohon-pohon ditebang dan gedung-gedung pencakar langit berdiri kokoh menjulang tinggi sehingga kamu tak lagi memiliki tempat mengendap.
Maafkan kami, para penghuni bumi.
Membaca suratmu dengan secangkir kopi memang begitu nikmat, tak mampu berhenti :)
BalasHapussediain camilan jugaa, biar tambah nikmat membacanya :)
BalasHapus